Ada seorang pengawas sekolah yang dikenal sangat keras terhadap murid-muridnya. Suatu hari seorang muridnya dituduh melanggar disiplin karena datang terlambat. Dengan wajah seram, si pengawas sekolah itu memanggil muridnya tersebut. Sambil menungu kedatangan muridnya sipengawas duduk diruangannya. Tak lama kemudian sang murid akhirnya datang juga, mengetahui kesalahannya Simurid segera berkata, “saya berniat untung datang lebih awal, namun sewaktu dijalan menuju ke sekolah tadi saya menemukan ratusan ons emas dijalan, saya bingung mau dikemanakan emas tersebut”
Mendengar cerita murid itu yang mengatakan ratusa ons emas hati Si pengawas sedikit luluh,
“Dimana kau menemukannya?” ia bertanya.
“dekat simpang rumah!"
“dan apa yang akan kau lakukan dengan emas tersebut?” sipengawas sekolah tadi bertanya lagi.
“saya orang miskin, pak,” jawab murid tersebut rencananya 500 ons akan saya gunakan untuk membeli tanah, 200 ons untuk membangun rumah, 100 ons untuk membeli perabot rumah, 100 ons lagi untuk mengadakan pesta, Kemudian setengah dari sisanya akan saya gunakan untuk membeli buku-, sebab saya harus belajar keras mulai dari sekarang, dan setengah lagi sisanya akan saya berikan sebagai hadiah kepada anda atas jasa-jasa anda dalam mendidik saya.
Begitulah, kemudian sipengawas membuat sebuah acara makan-makan yang mewah pada malamnya, dan kemudian ia mengundang muridnya tersebut. Mereka menikmati malam tersebut dengan gembira, berbincang-bincang dan tertawa, dan saling mendoakan kesehatannya masing-masing. Tak lama terlintas dalam pikiran si pengawas sekolah.
“kamu tadi pergi buru-buru,” katanya. “apakah kau ingat untuk menyimpan emasmu tadi dalam lemari dan menguncinya rapat-rapat.
Muridnya itu bangkit dari tempat duduknya. “Pak, setelah saya selesai menyusun rencana bagaimana menggunakan emas tersebut secara tak sengaja saya berguling dan terjatuh dari atas tempat tidur, setelah saya terbangun saya mengetahui emaas itu sudah tidak ada, Jadi, apa gunanya lemari?”
“Jadi, semua yang kau katakana hanyalah sebuah mimpi?” kata sipengawas sekolah.
“Ya, benar,” jawab si murid.
Sipengawas sekolah menjadi marah, namun ia sudah terlanjur berbuat ramah kepadanya. Akan tampak aneh kalau ia melepaskan amarahnya saat itu, oleh karenanya, ia menahan diri dan berkata, “Saya tahu kau mengingat saya bahkan ketika kau bermimpi. Tentunya kau tidak akan melupakan saya kalau kau benar-benar mendapatkan emas itu?”***
Kamis, 04 Juni 2009
Mimpi
Label: humor