Teriak kosong dari perutku
Bersama acuh yang tampil dari mereka
Sekali lagi nyanyian lapar terdegar
Dan masih diam dalam lapar
Sejenak terbangun untuk mengadu
Tanpa jawaban dan tetap menunggu
Namun sampai kapan ini berlalu
Tak pernah lelah menunggu waktu
Akulah simiskin yang tak pernah ragu
Tertawa seadanya dalam kesederhanaan
Memakan hinaan dengan lauk sindiran
Tetapi tetap ada di kelaparan
Lagi-lagi teriakan lapar ini terdengar
Dan lagi-lagi kusingkirkan.
Dia tersenyum dan bertahan
Senin, 20 April 2009
Berteman lapar
Label: puisi